Langsung ke konten utama

Unggulan

Surat Doa: Ya Allah, Jangan Biarkan Aku Hilang Arah

 Ya Allah… Di hari-hari yang terasa hampa ini, aku datang kepada-Mu dengan hati yang gemetar. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus mulai dari mana. Aku merasa kosong, kehilangan semangat, kehilangan arah — dan di antara semua kehilangan itu, aku paling takut kehilangan diri dan kepercayaanku pada-Mu. Ya Allah, aku tahu Engkau Maha Melihat. Engkau tahu betapa lemahnya aku sekarang, betapa sulitnya aku untuk bangun, untuk berpikir jernih, untuk melangkah lagi. Terkadang aku merasa seperti beban bagi dunia, seperti tidak ada yang membutuhkan kehadiranku. Tapi jauh di lubuk hatiku, aku tahu — Engkau tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Dan itu termasuk aku. Maka Ya Rabb, tolonglah aku yang sedang kehilangan cahaya ini. Bimbing aku untuk kembali mengenal-Mu dengan lembut, agar hatiku tenang dan pikiranku kuat kembali. Jangan biarkan rasa takutku membuatku berhenti berjuang. Jangan biarkan rasa malas menutupi niat baik yang masih ada di hatiku. ...

Tentang Kesalahan

 Dari berjuta manusia, kesalahan adalah hal yang lumrah. Namun, siapa sangka jika sebenarnya manusia sangat membenci kesalahan, hanya saja sesuatu dari luar menuntutnya untuk membuat kesalahan itu. Mau tidak mau. Penyesalan, ya itu akan selalu terjadi karena seperti itulah naluri murni manusia. Manusia ingin semua berjalan baik-baik saja, tanpa gangguan, tanpa ancaman, tanpa pengaruh pengaruh luar yang mendorog untuk melakukan sesuatu yang berlabel “salah”. dan amat disayangkan semua itu hanya ilusi, hidup tanpa kesalahan adalah ilusi. Jika dipikir lebih dalam, entah apa yang membuat sesuatu terlihat seperti salah, dan aku sendiri masih tidak mengerti apakah salah dan benar termasuk pada lingkup persepsi yang keberadaannya bersifat relatif, ataukah lingkup mutlak sebagai mana fakta-fakta. Namun, menurutku semua orang sangat membenci kesalahan, kenapa? karena sebuah penyesalan amatlah menyakitkan. Penyesalan itu ibaratkan voucher gratis untuk sebuah kecewa masuk. Manusia tahu kesalahan itu akan mendatangkan kecewa, tapi suatu pertahanan yang entah dari mana datangnya dan mendapatkan keberanian yang begitu besar, berani menerima konsekuensi yang jelas merugikan itu datang menghadangnya. Seakan tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain mengorbankan diri dan membiarkan sebuah kecewa itu singgah.

Komentar

Postingan Populer