Langsung ke konten utama

Unggulan

Surat Doa: Ya Allah, Jangan Biarkan Aku Hilang Arah

 Ya Allah… Di hari-hari yang terasa hampa ini, aku datang kepada-Mu dengan hati yang gemetar. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus mulai dari mana. Aku merasa kosong, kehilangan semangat, kehilangan arah — dan di antara semua kehilangan itu, aku paling takut kehilangan diri dan kepercayaanku pada-Mu. Ya Allah, aku tahu Engkau Maha Melihat. Engkau tahu betapa lemahnya aku sekarang, betapa sulitnya aku untuk bangun, untuk berpikir jernih, untuk melangkah lagi. Terkadang aku merasa seperti beban bagi dunia, seperti tidak ada yang membutuhkan kehadiranku. Tapi jauh di lubuk hatiku, aku tahu — Engkau tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Dan itu termasuk aku. Maka Ya Rabb, tolonglah aku yang sedang kehilangan cahaya ini. Bimbing aku untuk kembali mengenal-Mu dengan lembut, agar hatiku tenang dan pikiranku kuat kembali. Jangan biarkan rasa takutku membuatku berhenti berjuang. Jangan biarkan rasa malas menutupi niat baik yang masih ada di hatiku. ...

Gerakan Menuju Indonesia Emas

 Pada beberapa tahun terakhir dunia mengalami berbagai distrupsi di berbagai bidang, diantaranya adalah bidang kesehatan contohnya adalah pandemi saat ini, dan diduga di masa mendatang ancaman terbesar dunia datang dari makhluk-makhluk mikro seperti virus, kemudian dalam bidang politik yang mana tantangan saat ini adalah maraknya berita-berita hoaks yang memicu tersulutnya emosi masyarakat, lalu distrupsi lingkungan, ekonomi, serta teknologi. Karenanya untuk bisa menuju generasi emas, pemerintahan harus memuat kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada hal ini. Berdasarkan demografi piramida penduduk Indonesia, diketahui dan diduga bangsa Indonesia di tahun 2025 akan didominasi oleh orang-orang dengan usia produktif dan kurang lebih 86,88% didominasi oleh umat muslim, ini merupakan bonus demografi. Dan diuga pertumbuhan Islam di tahun 2025 merupakan pertumbuhan agama tercepat di dunia meskipun masih belum melampaui umat kristiani, tapi pertumbuhannya yang tercepat. 

Namun apakah bonus demografi muslim di Indonesia bakal menyumbang kemajuan bagi peradaban Islam? Karena seperti yang kita tahu masih banyak saat ini Islam-Islam yang intoleran yang menyebabkan banyak masyarakat yang alergi terhadap kata syariat Islam. Padahal Fatka sesungguhnya Islam merupakan agama dengan ajaran Rahmatan lil’alamin, ajarannya yang paling alamiah karena sesuai dengan kodrat-kodrat alam, paling manusiawi karena sesuai dengan fitrah-fitrah manusia karena aturan yang ada diperintah oleh Sang Pencipta manusia. Islam merupakan ajaran paling ilmiah, semua hal-hal ilmiah bersesuaian dengan ajaran Islam. Ajaran dalam bertoleransi diperintahkan langsung oleh Al-Quran dan dicontohkan langsung oleh Rasulullah, bahkan sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang yang benar-benar menjalankan ajaran Islam yang sesungguhnya, murni tanpa mencampuradukan dengan nafsu dan keinginan pribadi, banyak yang sukses. 

Umat Islam yang masih skeptic dan intoleran, berpikiran sempit, mudah mengkafirkan orang, benarbenar bertentangan dengan ajaran Islam. Karena ini perlu ditegaskan pada masyarakat bahwa Islam adalah ajaran yang Rahmatanlilalamin, dan berpikiran terbuka. Bukan Islam yang salah tapi masyarakatnya dan orang-orangnya yang tidak memahami makna dan ajaran Islam sesungguhnya. Kembali berbicara mengenai tercapainya Indonesa emas, tidak akan luput dari kualitas bangsanya, namun sayannya fakta yang ada sampai saat ini sangat memprihatinkan, begitu banyak bangsa dan para pemuda yang tergolong produktif malah menyia-nyiakan waktu berharganya, pemuda yang semestinya tengah menyusun strategi untuk kemajuan bangsa malah bergulat dengan hal-hal jauh dari kata bermanfaat, seperti ikut komunitas funk, ikut demo tanpa tahu arti sesungguhnya demo itu, hanya ikut-ikutan, masih banyak pemuda yang ikut tauran, dan banyak pemuda-pemudi yang mudah reaktif dan tersulut emosinya, mereka menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sangat tidak bermanfaat tanpa sadar betapa penting perannya bagi peradaban. 

Dengan kondisi pemuda yang merupakan tonggak peradaban seperti itu tidak bisa membuat peradaban Indonesia yang didominasi umat Islam maju. Berdasarkan hasil nilai visa di Asia Tenggara, masyarakat Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lainnya. Dan bahkan di dunia ini rata-rata yang meraih penghargaan nobel terbanayak adalah negara-negara minoritas Islam. Hal tersebut terjadi bukan salah ajaran Islam karena dengan sangat jelas Allah memerintahkan untuk membaca dan mentafakuri ayat-ayat kauniyahNya yang tersebar di alam semesta, Allah memerintahkan manusia untuk mencari serpihan kecil dari ilmu-Nya yang tercermin di alam semesta, yang keliru jelas adalah setiap individunya. Banyak orang-orang yang mengaku umat muslim tapi dengan mudah mengkafirkan, menilai bid’ah sesama muslim lainnya padahal urusan menilai kualitas keimanan manusia bukanlah manusia tetapi Allah itu merupakan hak prerogratif Allah yang tidak bisa diganggu gugat oleh kita sebagai makhluknya yang bukan apa-apa. Untuk maju, kita harus berpikiran terbuka karena seperti yang kita tahu kemajuan peradaban Islam terbesar ada di masa dinasti Abbasiyah yang mana pada saat itu umat islam yang berpikiran dan perpandangan terbuka, karena dengan berpikiran sempit kita tidak akan tahu hal-hal baru, pengetahuan kita terbatas. 

Kemudaian untuk maju kita juga harus melek keragaman sejarah, dan meningkatkan aspek spiritual yang paling penting karena semakin banyak pun orang-orang cerdas, professor, dan sebagainya di negara kita tidak akan menjamin negara maju, karena yang terpenting adalah karakter dan sikap yang selaras dengan kemanusiaan, karakter islmiyah sebagaimana Rasulullah yang bahkan oleh ilmuan nonmuslim pun dinyatakan sebagai manusia yang paling berpengaruh di dunia. IQ tinggi tidak menjamin kebijaksanaan yang akan berpengaruh pada kemajuan, tapi dengan perpaduan IQ, EQ, dan SQ yang tinggi tidak akan menjerumuskan manusia pada kehancuran. 

Dan yang penting kita pahami untuk menuju Indonesia emas adalah adanya komitmen pancasila yang merupakan palsafah negara, yang mana nilai-nilai pada panca sila ini sangat bersesuaian dengan nilai-nilai ajaran Islam. Pancasila menggambarkan ideologi bangsa yang tak pernah lekang oleh waktu. Kemudian koreksi sistem pancasila. Dalam memaknai demokrasi ada dua pemaknaan pertama adalah secara substansial yang mana sistem demokrasi/politik bukan merupakan tujuan tetapi alat yang dipilih untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Kita harus mengukur apakah sistem yang dipilih ada dampak positifnya. Dan kedua adalah pemaknaan procedural yang merupakan prakek-praktek dari makna substansial. Karenanya penyempurnaan sistem yang dipilih harus diperhattika. Selanjutnya adalah merevisi undang-undang parpol yang mana kita harus bertanggung jawab terhadap pengembangan parpol. Kemudian merivsi susunan kedudukan lembaga legislative yang harus mempertimbangkan hal-hal yang besar. Juga harus merefisi undang-undang pembukuan daerah dan penyempurnaan sistem otonomi daerah, dan terakhir adalah perlunya undang-undang khusus DPRD.

Komentar

Postingan Populer