Langsung ke konten utama

Unggulan

Surat Doa: Ya Allah, Jangan Biarkan Aku Hilang Arah

 Ya Allah… Di hari-hari yang terasa hampa ini, aku datang kepada-Mu dengan hati yang gemetar. Aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu harus mulai dari mana. Aku merasa kosong, kehilangan semangat, kehilangan arah — dan di antara semua kehilangan itu, aku paling takut kehilangan diri dan kepercayaanku pada-Mu. Ya Allah, aku tahu Engkau Maha Melihat. Engkau tahu betapa lemahnya aku sekarang, betapa sulitnya aku untuk bangun, untuk berpikir jernih, untuk melangkah lagi. Terkadang aku merasa seperti beban bagi dunia, seperti tidak ada yang membutuhkan kehadiranku. Tapi jauh di lubuk hatiku, aku tahu — Engkau tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Dan itu termasuk aku. Maka Ya Rabb, tolonglah aku yang sedang kehilangan cahaya ini. Bimbing aku untuk kembali mengenal-Mu dengan lembut, agar hatiku tenang dan pikiranku kuat kembali. Jangan biarkan rasa takutku membuatku berhenti berjuang. Jangan biarkan rasa malas menutupi niat baik yang masih ada di hatiku. ...

Jejak Pengalaman

 

Berteman dengan Gagal

Menjadi seorang penulis bukanlah hal yang mudah, dan aku paham betul itu. Tapi agaknya bukanlah hal yang keterlaluan jika gadis biasa sepertiku bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Terkadang aku berpikir, mungkin mimpiku hanyalah sekadar basa-basi yang terlanjur basi untuk sekadar disuarakan kembali, sebagaimana yang sering dilontarkan orang-orang di sekelilingku, mana mungkin gadis sepasif aku yang hanya menghabiskan setiap detiknya di dalam rumah, bisa menyusun huruf demi huruf menjadi sebuah narasi yang cukup layak untuk dibaca. Namun, segera kutepis pikiran itu, tidak ada yang salah dengan mimpi, hanya saja perjuangan dan pengorbanan yang diberikan terkadang tidak mampu mengimbangi mimpi yang digantungkan di langit tertinggi. Mungkin mereka menganggap aku terlalu bodoh, bahkan untuk sekadar menuliskan kalimat pembuka yang sangat jarang di baca. Ya, aku akui itu, aku memang bukanlah gadis cerdas yang mampu merangkai kata menjadi kalimat bermakna yang berirama. Bukan pula seorang punjangga yang setiap kalimatnya mampu menembus relung dalam jiwa. Aku sama sekali bukanlah mereka, dan aku cukup menyadari kontrasnya perbedaanku itu. Namun, lalu mengapa? Apa yang salah dengan kelemahan dan kekurangan yang aku miliki, aku cukup tahu bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Dan hidup hanya akan berjalan jika masalah ada. Dan aku cukup bersyukur dengan kenyataan itu. Setidaknya aku punya mimpi yang siap kugali dan kuperjuangkan.

Aku jadi teringat tentang perjalanan berharga yang kudapatkan belum lama ini, satu bulan yang lalu aku mengikuti salah satu kegiatan lomba menulis cerpen untuk pertama kalinya. Dan untuk pertama kalinya aku sadar, ternyata untuk meyakinkan diri bahwa aku bisa menulis saja tidaklah mudah, butuh tekad kuat yang benar-benar bisa mendonbrak batas-batas keyakinan akan ketidakmampuan diri. Dan lewat pengalaman itu juga, aku merasakan apa itu kegagalan yang bermakna, kegagalan positif yang mendorongku untuk terus berusaha dan mencoba. Maka, kini dengan percaya diri aku akan menyuarakan bahwa aku tidak takut jika gagal memang harus kembali menghampiri, karena seorang pembelajar sejati adalah mereka yang mampu belajar dari setiap pengalaman apapun yang didapatkannya. Dan untuk mimpiku, aku yakin akan ada satu masa dimana dunia dengan lantang menyebutku sebagai seorang penulis. Atau setidaknya aku bisa menjadi penulis inspiratif bagi diriku sendiri.

Komentar

Postingan Populer