Langsung ke konten utama

Unggulan

MY Diary: Catatan dari Balik Pucuk Merah

Sebenarnya aku ragu menuliskan ini. Bagiku, ini adalah hal paling bodoh yang pernah kulakukan—membiarkan diriku jatuh sepenuhnya pada perasaan yang seharusnya tidak pernah ada. Perasaan yang kupikir akan menyelamatkan, memberi kenyamanan, tapi nyatanya malah menenggelamkanku dalam kekecewaan yang tak jelas ujungnya. Dan bodohnya lagi, sampai sekarang aku belum sepenuhnya bisa melupakan semuanya. Jalanan yang dulu sering kulewati bersamamu, hujan, malam yang sunyi—semuanya masih menarikku kembali pada bayangan itu. Pada perasaan yang seharusnya sudah hilang. Sampai sekarang, aku bahkan tidak sanggup menyebut namamu. Setiap kali namamu melintas di kepalaku—bahkan hanya sebagai bisikan samar—ada sesuatu di dalam diriku yang kembali runtuh. Seolah-olah harapan yang seharusnya sudah mati itu tiba-tiba hidup lagi, memaksa aku menoleh ke masa lalu yang sudah jelas tidak ingin menoleh kepadaku. Aku benci bagaimana satu nama saja bisa membuatku kembali berharap, kembali membayangkan kemungkinan...

Corat coret

Terkadang yang dibutuhkan orang tua bukanlah kekayaan, tapi bakti dari seorang anak. selama kuliah online ini banyak pelajaran yang aku dapatkan, bahwa kita tidak akan jadi apa-apa tanpa orang tua, tanpa pelatihan, dan tanpa ridha kedua orang tua. Seringkali yang kita kejar adalah kesuksesan duniawi, ketenaran, lingkup sosial yang luas, gengsi yang tinggi, tapi melupakan kewajiban kita sebagai seorang anak. Dengan beralaskan belajar, kita berani melawan mereka, membantahnya, tak mengelakan permintaannya yang sebenarnya tak seberapa. Padahal pelajaran kehidupan sesungguhnya bukanlah hanya sebatas teori, buku-buku pelajaran memang meyajiakan teori-teori mengagumkan, tetapi jika dipikir lagi, teori itu tidak berarti bagi kebanyakan orang, karena bagaimanapun tidak semua mahasisiwa bergelar sarjana sains misalnya, seluruhnya menjadi ilmuan. Lagi-lagi pelajaran yang bermanfaat dan paling dibutuhkan adalah skill, kebiasaan, dan kemampuan dalam beradaptasi. Ketika seseorang mampu untuk mengimbangi waktu belajarnya dan melaksanakan tugas atau kewajibannya sebagai anak, saat itulah otak mulai memprogres tata kelola baru, semakin dilatih semakin baik, karena tanpa disadari ternyata kebiasaan menyelesaikan tugas-tugas baik rumah ataupun sekolah dengan baik berdampak pada kepribadian yang terorganisir. Di situlah hebatnya, tanpa kita tahu, perintah orang tua dalam meminta kita untuk menyelesaikan tugas rumah (seperti bersih-bersih misalnya) ternyata mampu menjadikan pelatihan untuk kita sehingga menjadi orang yang lebih produktif dan terorganisir. merencankan rencana-rencana baru, melakukan kegiatan-kegiatan baru, akan terselesaikan dengan cepat, mudah, dan baik. 

Dan ungkapan Do'a orang tua adalah do'a yang paling mustajab, sebenarnya memang benar. Ini sudah kualami dan kubuktikan sendiri, entah memang memberikan sugesti pada dari atau apa, tapi yang pasti ketika aku mendapati beberapa tugas kuliah yang bejibun dan yang awalnya aku pikir sangat sulit untuk menyelesaikannya dengan waktu deadline berdekatan dan singkat, tetapi ketika aku meminta ibuku untuk mendoakanku supaya bisa menyelesaikan tugas-tugas tersebut, alhasil tugas itu memang selesai. Karena itu, hingga sekarang aku selalu minta supaya Ibu mengaminkan keinginanku, apapun itu, tak peduli meski berapa kali aku mengatakannya ata memintanay dan tak peduli berapa kali Ibuku mengamininya. aku selalu memintanya, karena doanya seakan menjadi tongkat sihirku untuk memulai dan melangkah di jalan kehidupan


Komentar

Postingan Populer